EVALUASI PENGEMBANGAN DESA ANTI POLITIK UANG, KISP SELENGGARAKAN EXPERT MEETING

Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) selenggarakan expert meeting dalam rangka mengembangkan gerakan Desa Anti Politik Uang pada Senin (27/2) bertempat di Legend Coffe, Yogyakarta. Expert Meeting ini turut melibatkan berbagai macam kalangan mulai dari masyarakat sipil, praktisi hingga akademisi. Adanya expert meeting ini merupakan tindak lanjut bagi penelitian yang digagas KISP bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam mengupayakan gerakan Desa Anti Politik Uang (Desa APU).

Acara dibuka sekaligus dipandu oleh Edward Trias Pahlevi selaku Koordinator Umum KISP. Ia membuka sambutan dengan menyampaikan harapan serta tujuan dari adanya Expert Meeting ini untuk mengembangkan penemuan penelitian terkait gerakan Desa APU. Terlebih ia mengutarakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang menjalankan Desa APU secara efektif.

”Kami bertujuan mengundang bapak ibu sekalian karena DIY merupakan provinsi yang menjalankan Desa Politik Anti Uang secara efektif,” ujar Edward.

Sambutan selanjutnya disambung oleh Bambang Eka Cahya Widodo selaku pembina KISP. Ia menerangkan bahwa penelitian terkait Desa APU ini merupakan upaya dalam merealisasikan studi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Gerakan ini telah berjalan efektif selama 1 tahun, walaupun sebenarnya telah digagas sejak lama dan terkendala Pandemi Covid-19.

”Penelitian ini telah berlangsung lebih dari 1 tahun, saat ini kita ingin mempertajam analisis. Kami berharap kontribusi terbaik bapak-ibu untuk upaya ini, karena pengalaman bapak-ibu semua penting bagi proses pembuatan kebijakan dan penyusunan kebijakan dari tingkat provinsi sampai pada kabupaten kota,” terang Bambang.

Mantan Ketua Bawaslu RI ini juga berharap dengan diselenggarakan expert meeting yang melibatkan beragam elemen dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan.

Acara disambung oleh penyampaian temuan penelitian KISP yang mengangkat judul ”Penguatan Demokrasi dari Desa: Implementasi dan Problematika Pengembangan Program Desa Anti Politik Uang” oleh Azka Abdi Amrurobbi selaku Sekertaris Jenderal KISP. Azka menyebutkan penelitian ini dilatarbelakangi dengan indeks demokrasi Indonesia yang menurun dan dihiasi praktik politik uang. Ia turut menyampaikan penelitian ini diukur lewat 3 indikator yaitu sistem, kelembagaan dan sumber daya manusia.

”Penelitian ini menggunakan 3 indikator yaitu sistem, kelembagaan dan sumber daya manusia. Dari segi sistem, belum ada konsep, strategi atau roadmap yang baku. Kemudian dari sisi kelembagaan, belum adanya kerangka kerja yang disusun Bawaslu. Dan indikator terakhir terkait SDM, belum masifnya pelatihan yang berdampak pada pengembangan SDM itu sendiri,” ucap Azka.

Ajak Segenap Elemen Berikan Masukan

KISP mengajak segenap elemen untuk memberikan kontribusi dalam bentuk masukan dan evaluasi bagi penelitian terkait Desa APU. Pada kesempatan ini KISP turut hadir perwakilan masyarakat Desa APU, Bawaslu Daerah hingga RI, serta kalangan akademisi.

Sesi ini diawali oleh Iji Jaelani yang merupakan Tenaga Ahli Bawaslu RI. Dalam penyampaianya secara daring, Iji merespon temuan KISP terkait penelitian Desa APU. Ia mengapresiasi upaya KISP yang berupaya mengembangkan gagasan terkait gerakan Desa APU. Harapanya ini dapat menguatkan program Desa APU yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI.

“Menjadi hal menarik bagi kami untuk mengukur apa yang direkomendasikan KISP, karena Desa APU merupakan gerakan demokratisasi Desa. Harapanya mendorong Desa APU Bawaslu mendorong dari sisi regulasi dan dapat direkomendasikan pada sisi yang lebih teknis,” terang Iji.

Dalam acara ini turut hadir Asmadi, selaku perwakilan dari Desa Murtigading yang menggerakan gerakan Desa APU. Pada kesempatan ini Asmadi menceritakan kondisi gerakan Desa APU di Murtigading.

”Dari yang disampaikan telah dilalui dari proses yang panjang, saya sebagai pelaku yang bertemu langsung dengan masyarakat. Dengan penelitian ini akan kami tindak-lanjuti untuk selalu membina dan komunikasi dengan lapisan paling bawah,” ucap Asmadi.

Perwakilan masyarakat lain juga turut dihadirkan pada Expert Meeting ini, kali ini dari Desa Sardonoharjo, Ngaglik ,Sleman yang diwakili oleh Wasingatu Zakiyah. Zakiyah mengapresiasi kegiatan Expert Meeting ini, menurutnya momen ini menjadi inisiasi yang menarik untuk penelitian yang mendalam terkait Desa APU. Ia juga menawarkan perlunya upaya culture law untuk diterapkan dalam pendekatan gerakan Desa APU.

”Saya kira ini inisiasi yang menarik untuk meneliti lebih dalam, tetapi tidak boleh menghilangkan kearifan lokal. Besar harapan kami milestone tentang Desa APU dapat dilakukan dan luaranya berupa policy goals. Saya sepakat dengan (Temuan) tadi, selain itu perlu juga dilakukan dengan cara menghidupkan culture law (Penyesuaian lokal),” terang Zakiyah.

Sesi Expert Meeting selanjutnya disambung dengan tanggapan oleh perwakilan Bawaslu DIY, Agus Muhamad Yasin. Yasin mengapresiasi upaya KISP yang telah melakukan gerakan Desa APU. Menurutnya gerakan Desa APU harus tetap berjalan tegak.

Kami mengapresiasi teman-teman KISP. Kedepan kita berbicara Desa APU harus tetap tegak dan tidak boleh tiarap. Karena implementasinya tidak mudah, pendekatan lokal menjadi menarik. Dapat sustainabel dan menjadi sesuatu yang baik,” ujar Yasin.

Dalam Expert Meeting ini turut hadir pula Amir Nasiruddin yang merupakan Anggota Bawaslu DIY Tahun 2017-2022. Amir menceritakan awal mula gerakan Desa APU serta masukanya terkait tantangan yang dihadapi ke depan.

”Ini diiawali ketika ada Desa ketika pemilihan tanpa Politik Uang. Tantangan kedepan adalah money politics digital, atau varian money politics baru, tentu ini akan memperkaya konsep dan literatur Desa anti politik uang,” sambung Amir.

Sesi disambung dengan tanggapan dari Herlina, selaku ketua Bawaslu Bantul. Herlina mengaku sepakat dengan temuan yang disampaikan KISP, ia berharap Bawaslu juga dapat lebih siap dengan tantangan ke depan.

”Setelah membaca riset kami sepakat semua dalam rangka pencegahan politik uang. Tantangan terbaru yakni modus politik uang itu lebih canggih. Karena model politik uang telah beralih ke uang non-tunai. Ini menjadi tantangan Bawaslu dan kami belum ada persiapan,” terang Herlina.

Dalam kegiatan ini turut hadir pula Bawaslu Sleman yang diwakili oleh Ibnu Darpito. Ia menjelaskan perjuangan panjang terkait Desa APU dan menaggapi pentingnya mendesain pendekatan lokal.

Desa APU berangkat dari kekhawatiran money politics di desa, kami juga menyepakati temuan dan rekomendasi KISP. Ke depan adalah bagaimana kita bisa mendesain berdasarkan kelokalan tersebut adalah tantangan tersendiri,” terang Ibnu.

Tanggapan terakhir disampaikan oleh Mada Sukmajati selaku Dosen DPP UGM. Mada menanggapi bahwa gerakan Desa APU ini harus tumbuh sebagai inisiatif masyarakat. Ia juga sepakat dengan teori yang digunakan dalam penelitian yang disusun.

Saya sepakat dengan teori Grindle dari sisi konten secara temuan belum ada secara eksplisit pengaturan dari Bawaslu. Membicarakan ini harusnya inisiatif dari masyarakat terkait kesukarelaan, bagaimana Desa APU ini bukan amanat program tertentu tapi justru inisiatif dari Desa tertentu,”tutup Mada.

Kegiatan Expert Meeting ini harapanya dapat memberi masukan bagi penelitian yang disusun agar lebih komprehensif. Sehingga nantinya temuan ini dapat menjadi rekomendasi Bawaslu untuk merumuskan kebijakan Desa APU secara tepat.

GANDENG SEKOLAH PEMILU, KISP SELENGGARAKAN KURSUS KEPEMILUAN

Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) berkolaborasi dengan Sekolah Pemilu selenggarakan Kursus Kepemiluan secara daring pada Sabtu (25/02) hingga Minggu (26/02) melalui Zoom Meeting.

Muhammad Iqbal Khatami, selaku perwakilan dari KISP dalam sambutannya mengatakan bahwa berharap kursus ini dapat menjadi forum tukar pikiran sekaligus juga dapat saling menghubungkan antar peserta dan menjadi jejaring baru.

“Tentu agenda ini diharapkan dapat menjadi tempat tukar pikiran, dan tidak hanya berhenti sampai disini, namun juga dapat terus terhubung dan berjejaring,” ucap Iqbal

Sementara itu, CEO Sekolah Pemilu, Bagus Sarwono juga menyampaikan hal yang sama. Ia berharap forum ini dapat menjadi forum sharing yang konstruktif, terutama bagi para peserta yang sedang mendaftarkan diri sebagai penyelenggara pemilu.

“Forum ini mudah-mudahan dapat menjadi forum sharing yang konstruktif sekaligus peningkatan kapasitas untuk mengikuti seleksi penyelenggara pemilu, sebab sebagian besar yang kami baca di form pendaftaran adalah bertujuan untuk itu (seleksi penyelenggara pemilu),” ucap Bagus Sarwono.

Kursus intensif yang diikuti oleh 59 Peserta ini menghadirkan tujuh orang pembicara meliputi Ketua Bawaslu RI 2008-2012, Bambang Eka Cahya Widodo; Ketua KPU RI 2021-2022, Ilham Saputra; Dosen DPP UGM, Mada Sukmajati; Pembina Perludem, Titi Anggraini; Praktisi Assessment Center, Ahmad Suryadi; CEO Sekolah Pemilu, Bagus Sarwono; dan Moch Edward Trias Pahlevi selaku Koordinator Umum KISP.

Adapun materi-materi yang disuguhkan dalam kursus kali ini meliputi
– Isu Strategis Pemilu
– Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
– Wawasan Kepemiluan
– Tata Kelola Pemilu
– Advokasi dan Penyelesaian Sengketa Pemilu
– Tes Wawasan Kebangsaan
– Tes Psikologi, dan
– Simulasi Tes CAT

Harapannya, kursus yang dijalankan selama dua hari ini dapat menjadi sarana para peserta mengasah kemampuan terkait Kepemiluan. Untuk mendukung hal tersebut, Penyelenggara kegiatan juga menyediakan bahan bacaan sebagai referensi untuk dipelajari pasca kegiatan.

LAKUKAN AUDIENSI, KISP JAJAKI KERJA SAMA DENGAN KPK RI

Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) melakukan kunjungan dan audiensi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia, khususnya ke Pusat Edukasi Antikorupsi, pada Senin (6/1/2023) di Gedung KPK RI. Kedatangan KISP disambut oleh Kasatgas Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi pada KPK, Dian Rachmawati, beserta jajaran. 

Dalam kesempatan ini, KISP juga menyampaikan terkait upaya memerangi praktik politik uang sebagai bentuk korupsi pemilu, yang selama ini konsisten diupayakan KISP. Selain itu, KISP juga membagikan terkait dengan fokus isu kelompok muda dan gerakan antikorupsi yang saat ini sedang digagas oleh KISP. 

Dian Rachmawati atau yang akrab disapa Dira ini juga menyambut baik inisiasi-inisiasi yang dilakukan oleh KISP sebagai bagian dari mitra strategis KPK RI. 

KISP hadir dalam momentum pemilu, ini strategis. (Kita) siap berkolaborasi karena KPK juga memiliki fokus terhadap voters,” ucap Dira.

Dira kemudian juga memaparkan program-program pendidikan antikorupsi yang sejauh ini tengah dijalankan oleh KPK RI. Selain itu, KISP juga memaparkan data-data yang selama ini terhimpun berkaitan dengan program dan gerakan yang telah dilakukan.

Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi juga menyampaikan bahwa pertemuan ini sebagai penjajakan kolaborasi ke depan antara KISP dan KPK RI dalam isu-isu antikorupsi dan kaitannya dengan pemilu.

“Tentu ini juga sebagai penjajakan kita bersama saling tukar ide antara KISP dan KPK, untuk bisa berkolaborasi dalam titik tertentu yang selaras,” tambah Edward

KISP RESMI TERAKREDITASI SEBAGAI PEMANTAU PEMILU TAHUN 2024

Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) telah lolos verifikasi berkas administrasi dan resmi terakreditasi sebagai Pemantau resmi Pemilu Serentak 2024. Akreditasi tersebut tertuang dalam Sertifikat Nomor: 33/PM.05/K1/11/2022 yang diterbitkan oleh Bawaslu Republik Indonesia.

Di Pemilu 2024 ini, KISP akan berfokus pada pemantauan 1) pemutakhiran daftar pemilih; 2) kampanye; 3) pemungutan suara; dan 4) rekapitulasi. Dengan isu pemantauan meliputi 1) advokasi difabel; 2) pendidikan pemilih; 3) politik uang; dan 4) pemantauan media sosial dan bigdata.

SAMBANGI BAWASLU RI, KISP DORONG OPTIMALISASI PENGEMBANGAN DESA APU DI INDONESIA

Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) melakukan kunjungan audiensi ke Kantor Bawaslu Republik Indonesia pada Kamis (02/02/2023). Kunjungan ini sekaligus dalam rangka pengambilan data penelitian KISP tentang Evaluasi Pengembangan Desa Anti Politik Uang (APU) di Indonesia, yang merupakan projek penelitian kolaborasi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kedatangan KISP disambut langsung oleh Komisioner Bawaslu RI, Lolly Suhenty beserta Tenaga Ahli, Staff, dan jajaran Sekretariat Bawaslu RI.

Lolly menyambut baik kedatangan KISP sekaligus mengapresiasi langkah KISP yang turut serta membantu pengembangan keberlanjutan desa APU di Indonesia.

“Di periode lalu, kita (bawaslu) telah menancapkan upaya ruang partisipasi melalui desa pengawasan dan desa anti politik uang, yang kini sudah ada sebanyak 928 desa. Tentu langkah KISP kita sambut baik sebagai masukan untuk pengembangan ke depan,” ucap Lolly.

Lolly juga menambahkan, saat ini Bawaslu tengah melakukan evaluasi sekaligus rencana pengembangan Desa APU di Indonesia. Target dari evaluasi ini adalah sebagai dasar perluasan penyebaran program Desa APU di setiap Kabupaten dan Kota sekaligus penguatan gerakan dari masyarakat.

Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi juga menyampaikan bahwa KISP siap untuk terlibat dan berkolaborasi ke depan dalam pengembangan Desa APU.

Hasil dari penelitian ini akan kita kembangkan luarannya menjadi rekomendasi-rekomendasi, untuk masukan bagi pengembangan desa APU ke depan. Dan KISP sebagai LSM yang turut serta dalam jalannya desa APU khususnya di Jogja, siap untuk terlibat ke depan dalam perumusan kebijakan,” Tambah Edward

Pertemuan kemudian ditutup dengan penyerahan Policy Brief tentang “Digital Leadership dalam Pelayanan Pendidikan Pemilih” yang merupakan hasil luaran penelitian KISP sebelumnya yang dilakukan kepada KPU dan Bawaslu di lima Provinsi di Indonesia.SAMBANGI BAWASLU RI, KISP DORONG OPTIMALISASI PENGEMBANGAN DESA APU DI INDONESIA

KISP AJAK KAUM MUDA KEMBALIKAN POLITIK GAGASAN

Foto Bersama Pembicara dan Peserta Muda Bicara 3 KISP

Dalam rangka menyongsong tahun politik 2024, Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) kembali menyelenggarakan talkshow Muda Bicara pada Selasa (31/1) bertempat di Legend Coffee Yogyakarta. Edisi kali ini diselenggarakan dengan tajuk ”Mengembalikan Politik Gagasan Pada Pemilu 2024” yang turut mengundang pemangku kebijakan dan kalangan akademisi. Acara dihadiri oleh beragam elemen muda, dengan tujuan untuk mengembalikan iklim politik gagasan pada Pemilu 2024. 

Talkshow dibuka dan dipandu oleh Muhammad Iqbal Khatami, selaku penggiat KISP. Kemudian dilanjutkan sesi pengantar oleh Edward Trias Pahlevi yang merupakan Koordinator Umum KISP. Dalam pengantar Edward menyampaikan bahwa, Muda Bicara menjadi penghubung antara anak muda dan para pemangku kebijakan. 

“Platform ini menjadi wadah yang mempertemukan anak muda dan pemangku kepentingan, karena biasanya anak muda hanya diajak untuk datang ke TPS,” ujar Edward.

Dalam sambutannya, Edward juga mengutarakan pentingnya upaya membangun iklim politik gagasan. Hal ini menurutnya dapat dilakukan dengan menghadirkan kelompok muda agar dapat mendorong perannya masing-masing. 

Sesi talkshow dibuka dengan pemaparan materi oleh Suharwanta selaku Wakil Ketua DPRD DIY yang berasal dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Ia membuka materi dengan mengutarakan problematika iklim politik hari ini. Menurutnya, tantangan besar iklim politik hari ini yaitu menciptakan atmosfer politik yang sehat. 

”Hal ini menjadi problem bersama, tentang bagaimana kita bisa membuat iklim politik yang sehat. Banyak berkembang politik identitas dan polarisasi, maka politik gagasan ini dapat kita jadikan mainstream,” ucap Suharwanta.

Selanjutnya, ia menutup sesi materi dengan harapan agar anak muda tidak alergi terhadap politik dan dapat berpartisipasi didalamnya. 

”Pembahasan isu politik perlu diperluas untuk memantik masyarakat memperbincangkan isu lokal dan menawarkan gagasan solusi. Anak muda dapat mewarnai ini, maka jangan takut masuk dan alergi terhadap politik,” tambah Suharwanta. 

Sesi materi kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Syafi’i selaku anggota DPRD DIY. Ia membuka sesi materi dengan menyoroti peran anak muda dalam partisipasi politik. ”Perlu riset terhadap cara pandang anak muda kepada politik. Kami sebagai partai politik memandang anak muda sebagai sesuatu yang potensial,” ujar Syafi’i. 

Syafi’i menyampaikan bahwa upaya ini dapat diawali lewat partai politik, ia mengambil contoh melalui fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). ”Partai kami ada divisi pemuda sendiri, itu upaya kami untuk mengajak pemuda agar tidak alergi politik dan meningkatkan kapasitas. Dengan demikian politik gagasan dapat tumbuh dengan individu yang berkualitas,” tutup Syafi’i. 

Materi terakhir ditutup dengan penyampaian kalangan akademisi, oleh Bachtiar Dwi Kurniawan yang merupakan pengamat kebijakan dan juga dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada penyampaianya, Bachtiar menyoroti fenomena politik gagasan yang dipandang sebelah mata. 

”Politik gagasan adalah gagasan yang nggak digagas, padahal upaya ini merawat akal sehat dan kewarasan kita dalam berdemokrasi,” ucap Bachtiar. 

Bachtiar mengatakan bahwa pentingnya upaya peningkatan literasi politik, yang dapat mengembalikan iklim politik gagasan. Dalam penutup ia juga menyampaikan karakter politisi yang dibutuhkan saat ini. 

”Literasi dan background edukasi politisi kita perlu diupgrade, sehingga daya pikirnya jauh. Kita juga membutuhkan politisi yang baik, pintar dan berani,” tambah Bachtiar. 

Sesi talkshow selanjutnya ditutup dengan tanya jawab dengan audiens. Melalui sesi tanya jawab ini harapannya terbangun dialog antara para pemangku kebijakan dan audiens, agar kepentingan kelompok muda dapat terjembatani, sekaligus membangun berkolaborasi dalam mewujudkan politik gagasan. Sehingga nantinya, sistem demokrasi melalui Pemilu yang diselenggarakan dapat melahirkan kebijakan-kebijakan yang menunjang kemashlahatan bersama. 

KISP TELITI PENGEMBANGAN DESA APU DI SULSEL

Dalam rangka melanjutkan projek penelitian kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) menyambangi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Selatan, pada Rabu (18/1) bertempat di Kantor Bawaslu Sulsel.

Kedatangan Tim Peneliti KISP disambut langsung oleh Ketua Bawaslu Sulsel, Arumahi, beserta Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat, Amrayadi. 

Tantangan utama kita di gerakan anti politik uang ini adalah karena masyarakat kita belum bisa membedakan mana politik uang, mana biaya politik, semuanya dianggap rejeki,” terang Arumahi.

Selain itu, Amrayadi juga menambahkan bahwasanya program Desa APU di Sulawesi Selatan menggunakan sentuhan nilai agama dan budaya sebagai landasan program.

Nilai yang coba kita gerakkan adalah gerakan moral menuju gerakan sosial, sesuai dengan karakteristik masyarakat,” tambah Amrayadi.

Seusai mengunjungi Bawaslu Sulsel, KISP juga mengunjungi Bawaslu Kabupaten Maros sebagai salah satu objek penelitian. Dalam kunjungan tersebut, KISP juga disambut langsung oleh Ketua Bawaslu Maros, Sufirman.

“Harapan besar kami untuk KISP dalam rangka sebagai mitra Bawaslu menumbuhkan gagasan-gagasan dan partisipasi masyarakat untuk menolak politik uang,” ucap Sufirman.

Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi juga menerangkan bahwasanya tantangan dan masukan dari Bawaslu Sulsel dan Bawaslu Maros ini selain menjadi hasil penelitian, juga akan menjadi rekomendasi yang diusulkan ke Bawaslu Republik Indonesia nantinya. 

KISP AJAK KELOMPOK MUDA TUMBUHKAN KESADARAN POLITIK

Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) yang diwakili oleh Koordinator Umum, Moch Edward Trias Pahlevi menjadi narasumber dalam agenda School of Integrity pada Kamis (12/01/2022) bertempat di Aula Fakultas Bisnis dan Ekonomi (FBE) Universitas Islam Indonesia. Agenda yang diselenggarakan oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FBE UII ini dihadiri oleh sekitar 100 lebih mahasiswa FBE.

Dalam kesempatan kali ini, KISP memaparkan terkait tantangan dan peranan yang dapat diambil kelompok muda dalam menyongsong Pemilu 2024. Terkhusus berkaitan dengan menjaga indepensi dan nalar kritis ke depan.

“Jika teman-teman menyimak berbagai penelitian dan survey, banyak sekali yang menyebut semakin kesini teman-teman muda itu semakin apolitis. Namun, pengalaman saya selama KISP berdiri, justru di lapangan ternyata juga masih banyak anak muda yang peduli terhadap prihal politik,” tutur Edward.

Edward juga menambahkan, semangat berpartisipasi kelompok muda dalam politik harus terus dipupuk dan didorong. Sebab, peranan kelompok muda sangat dibutuhkan untuk mengisi ruang-ruang kosong menuju Pemilu 2024 dan seterusnya.Di akhir sesi, Edward mengajak para peserta untuk mengambil peran dalam Pemilu mendatang, salah satunya adalah turut menjadi pemantau pemilu

KISP GALI DATA PENGEMBANGAN DESA APU DI JATENG

Dalam rangka melaksanakan kolaborasi penelitian bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Komite Independen Sadar Pemilu menyambangi Bawaslu Jawa Tengah pada Selasa pagi (10/01/2022) bertempat di Kantor Bawaslu Jateng. Penelitian yang dijalankan adalah tentang Evaluasi Program Desa Anti Politik Uang (APU) di lima provinsi, salah satunya adalah Jawa Tengah.

Dalam kesempatan ini, KISP disambut langsung oleh Ketua Bawaslu Jateng, Muhammad Amin, beserta anggota Bawaslu Jateng yang lain meliputi Achmad Husain, Heru Cahyono, Muhammad Rofiuddin, dan Gugus Risdaryanto.

“Program Desa APU ini bagian dari ikhtiar Bawaslu, kita menyadari ini tidak langsung mengatasi masalah, tapi ikhtiar ini penting dilakukan. Penting juga untuk kita merangkul semua pihak dan berkolaborasi. Maka, penelitian dari KISP ini harapannya dapat menjadi kontribusi penting pengembangan gerakan anti politik uang,” terang Muhammad Amin dalam pengantarnya.

Dalam trackrecord-nya, Bawaslu Jateng sejak 2019 sudah mendeklarasikan lebih dari 500 titik desa APU. Dimulai dari Desa Pengawasan, hingga kemudian dinamakan Desa APU.

Para anggota peneliti dari KISP kemudian menggali data prihal pengembangan program tersebut oleh Bawaslu Jateng dan kolaborasinya dengan berbagai pihak seperti Bawaslu Kabupaten/Kota, pemerintah desa, dan lain sebagainya. Pertemuan ini kemudian ditutup dengan foto bersama antara KISP dan Anggota Bawaslu Jateng.

“Saya kira yang namanya politik uang ini hal yang kita harus garap bersama. Maka mari kita perangi sesuai dengan kapasitas masing-masing,” tutur Heru Cahyono sekaligus menjadi kalimat penutup forum kali ini.

Pertemuan Daring dengan Bawaslu Banjarnegara

Pasca melakukan pertemuan bersama Bawaslu Jateng, KISP kemudian melakukan pertemuan daring bersama Bawaslu Banjarnegara pada Selasa sore (10/01/2022) melalui Aplikasi Zoom Meeting. Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Ketua Bawaslu Banjarnegara, Sarno Wuragil, dan Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Endro Wibowo Aji.

Bawaslu Banjarnegara menyambut baik kedatangan dan agenda riset KISP berkaitan dengan Desa APU. Agenda dilanjutkan dengan sesi wawancara guna menggali data pengembangan Desa APU di Kabupaten Banjarnegara.

“Program anti politik uang ini memang harapannya tidak sekadar seremonial, namun berkelanjutan. Ini dapat terwujud kalau ada kolaborasi dan dukungan banyak pihak,” tutur Sarno.

GANDENG ILKOM UAD, KISP SELENGGARAKAN WORKSHOP KREATOR KONTEN DIGITAL DEMOKRASI

KISP menggelar workshop content creator yang merupakan kelanjutan rangkaian program Muda Bicara dengan serial “Goes to Campus”, yang diselenggarakan pada Sabtu (1/7) bertempat di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Acara tersebut berkolaborasi dengan Program Studi Ilmu Komunikasi UAD dan dikuti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD.

Pada edisi kali ini, Muda Bicara mengajak para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam menyongsong Pemilu 2024 dengan berperan aktif sebagai kreator di media sosial. Workshop dengan tema “Aktivisme Demokrasi Digital menuju Pemilu 2024” diselenggarakan dengan tujuan untuk mendorong kelompok muda dapat berperan sebagai counter narasi atas banyaknya konten negatif yang bertebaran di media sosial hari ini. 

Workshop dibuka dengan pengantar oleh Moch Edward Trias Pahlevi selaku Koordinator Umum Komite Independen Sadar Pemilu (KISP). Pada sesi pengantar ia berharap bahwa adanya platform Muda Bicara nantinya dapat mendorong kaum muda agar tidak buta politik dan dapat berdialog interaktif dengan para pemangku kebijakan. Ia juga mengutarakan bahwa hal demikian dilakukan dalam rangka upaya bersama mencapai cita-cita Indonesia emas.

“Muda bicara platform yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu workshop dan talkshow. Talkshow untuk membangun dialog dengan pemangku kebijakan dan workshop untuk membentuk relawan pemantau pemilu 2024,” ujar Edward.

Pengantar selanjutnya disampaikan juga oleh Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UAD, Najih Farihanto. Dalam pengantarnya, Najih menyampaikan banyak permasalahan informasi negatif terkait politik yang bertebaran di media sosial.

“Karena tahun 2024 adalah tahun politik, harapannya acara ini dapat membangun kesadaran teman-teman agar lebih aware terhadap politik dan muncul konten creator politik yang membawa aura positif,” ucap Najih.

Agenda kemudian dilanjut dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Azka Abdi Amrurobi. Materi pertama disampaikan oleh Komisioner Bawaslu RI, Loly Suhenty. Dalam kesempatannya, Loly mengutarakan bahwa salah satu tantangan pemilu 2024 adalah lalu-lintas informasi negatif yang rawan memicu polarisasi di tengah masyarakat. Melihat fenomena itu Ia menyampaikan bahwa Bawaslu telah menyiapkan indeks kerawanan dan mengajak segenap elemen khususnya kaum muda untuk bersama-sama mencegah pelanggaran pemilu.

“Realita saat ini adalah membludaknya hoax dan misinformasi. Bawaslu mengedepankan paradigma pencegahan, kami siap berkolaborasi karena kami yakin demokrasi kita akan baik karena kolaborasi,” ujar Loly.

Penyampaian materi kemudian dilanjutkan oleh Iman Sumarlan selaku Dosen Ilmu Komunikasi UAD. Iman mengutarakan bahwa saat ini beragam macam platform media sosial berperan penting di kehidupan sehari-hari. Ia juga berharap bahwa demokrasi digital dapat menjadi rujukan tentang segala hal yang berkaitan dengan politik.

”Demokrasi digital sebagai sumber untuk memperdalam segala hal yang berkaitan dengan politik. Anak muda turut terlibat dalam demokrasi digital dan dibutuhkan keadaban digital karena dengan satu jentikan di gadget dapat merubah kebijakan,” ucap Iman.

Special Coaching bersama Pak Bhabin

Agenda kemudian dilanjutkan dengan sesi Special Coaching bersama Herman Hadi Basuki, atau akrab disapa Pak Bhabin, seorang Polisi sekaligus konten kreator digital. Sesi yang dipandu oleh Muhammad Iqbal Khatami ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan konten kepada peserta, khususnya dalam pemanfaatannya untuk mengisi narasi positif menyongsong Pemilu 2024.

”Saya sebagai anggota Polri yang awalnya di Polantas lalu pindah ke humas tidak ada yang mengajari membuat konten. Saya belajar sendiri dan langsung praktek,” ucap herman di awal materinya.

Herman menyampaikan bahwa merupakan sebuah kerugian di zaman sekarang apabila kita tidak memanfaatkan media digital, sehingga Ia mengajak kepada seluruh peserta untuk berani memulai.

Dalam penyampaiannya Ia juga membagikan tips membuat konten yang menarik dengan cara mencari apa yang kita senangi dan sedang menjadi perbincangan hangat. Ia juga menambahkan, hal tersebut harus diiringi dengan branding yang kita tonjolkan serta upaya yang konsisten.

”Membuat konten dimulai dengan keseimbangan ide dan eksekusi. Kita harus mencari sesuatu yang beda untuk kita branding dan dilakukan konsisten. Tak lupa pula konten yang kita buat harus berisi nilai-nilai positif,” tutup Herman

Berakhirnya sesi coaching bersama Pak Bhabin juga menandai ditutupnya workshop Muda Bicara goes to campus yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan ini. Luaran dari agenda ini adalah seluruh peserta didorong untuk memproduksi konten digital terkait demokrasi dan kepemiluan, seperti anti-hoax, anti politik uang, anti politisasi SARA dan lain sebagainya. Selain itu, seluruh peserta juga akan menjadi relawan pemantauan digital di Pemilu 2024.